Bercerita tentang jazz, salah satu mimpiku melihat langsung pertunjukkan jazz gunung, melihat gunung, menikmati jazz. Dan baru saja tadi membuka berita di nationalgeographic.co.id, ternyata di bulan Juli 2012 akan ada pertunjukkan Jazz Gunung IV, dan di bulan Juli kampusku ada ujian akhir program bagi mahasiswa tingkat akhir. PAS :). Ya, pas Ujian Akhir, pas juga ada Jazz Gunung di Tengger. Bagi yang belum pernah mendengar atau penasaran dengan event tersebut, aku selain berita di situs NGI
Jazz Gunung 2012 dihelat selama dua hari, pada 6-7
Juli 2012 mendatang di lokasi Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru,
Jawa Timur, dengan melibatkan sejumlah musisi jazz terbaik Indonesia.
Apresiasi terhadap seni budaya daerah diwujudkan pula dalam
penyelenggaraan Jazz Gunung 2012 dengan menampilkan kesenian tradisi
Jathilan-Reog untuk membuka acara. Hal ini dikatakan oleh penggagas
event Jazz Gunung, Sigit Pramono, di Jakarta (12/6).
Sigit menjelaskan bahwa di tahun 2012 untuk pertama kalinya Jazz
Gunung akan digelar di dalam dua hari pertunjukan. Acara yang
mengembangkan tajuk "Cool Jazz, Fresh Air" ini memang dikenal
memiliki konsep unik dalam perhelatan jazz di Indonesia, yaitu diadakan
di pegunungan yang berada di ketinggian 2.000 meter dari atas permukaan
laut.
Alam Pegunungan Tengger dengan segenap warga dan tradisi di
sekitarnya menjadi semangat utama yang menaungi pemusik dan pengunjung.
"Angin, udara sejuk, hawa segar, aroma rumput, embun, awan, langit,
satwa, dan tentu saja Gunung Bromo, menjadi bagian tak terpisah dari
presentasi seniman. Mereka menjadi bagian dari musik itu sendiri. Alam
menjadi orkestrasi indah. Ini merupakan totalitas jazz dan alam. Jazz
Gunung adalah jazz yang meruang, bukan jazz yang terkurung dalam sekat
fisik atau berupa gedung megah," imbuh Sigit. Selain bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni
budaya budaya musik jazz, Jazz Gunung kini membawa misi utama untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di daerah Taman Nasional
Bromo, Tengger, dan Semeru.
"Penyelenggaraan Jazz Gunung juga dirancang sebagai upaya untuk
memberi alternatif menarik minat masyarakat berkunjung ke Bromo, yang
selama ini dikenal sebagai tempat untuk menikmati panorama matahari
terbit terindah di dunia," tutur Sigit.
Musisi-musisi jazz mulai dari Tompi, Glenn Fredly, Ring Fire Project
berkolaborasi dengan Djaduk Ferianto, Dewa Budjana dan Slamet Gundono,
Iga Mawarni, ayah-anak Benny dan Barry Likumahua, Kelompok Seni
Damarwangi Banyuwangi, Gondo Jazz Trio Surabaya, hingga Muchi Choir
Yogyakarta, siap menyuguhkan jazz bernuansa gunung. Tampilnya para
musisi jazz terbaik ini diharap dapat meningkatkan jumlah pengunjung
Jazz Gunung 2012.
oleh : Gloria Samantha (nationalgeographic.co.id)
oleh : Gloria Samantha (nationalgeographic.co.id)
Posting Komentar