Qualitative Research

Salah satu materi Pelatihan Metode Penelitian yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI (Jawa Tengah) yang diadakan di Bandungan, 30 Maret - 2 April 2009 adalah penelitian kualitatif. Ternyata penelitian kualitatif bukan seperti yang saya mengeri sebelumnya, arah teori saya menjadi berubah.
Meskipun demikian, arah pikiran saya tentang penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan beberapa instruktur yang memiliki latar belakang teknik. Bagi beliau-beliau penelitian kualitatif yang tidak di-angka-kan, sedangkan penelitian kuantitatif yang dapat di-angka-kan dengan tambahan analisa data statistik. Pengambilan data melalui penelitian kualitatif, disebutkan oleh beliau salah satunya adalah questionares.

Ternyata, pengertian tentang penelitian kualitatif menurut beliau dan saya kurang tepat. Penelitian kualitatif merupakan Exploratory Research, dengan manusia (baca: peneliti) sebagai instrumen. Tidak ada variabel yang direncanakan oleh peneliti, variabel akan berusaha dimunculkan oleh subjek penelitian secara alami, tanpa ada manipulasi. Lebih mudahnya, ternyata pembagian questionare dengan variabel yang telah ditentukan dan meminta subjek mengisi dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan, bukan termasuk langkah dalam pengambilan data dalam analisa kualitatif.

Membingungkan?

-sunrise-

Sunrise, sunrise
Looks like mornin' in your eyes
But the clocks held 9:15 for hours
Sunrise, sunrise
Couldn't tempt us if it tried
'Cause the afternoon's already come and gone

And I said hoo...
To you

Surprise, surprise
Couldn't find it in your eyes
But I'm sure it's written all over my face
Surprise, surprise
Never something I could hide
When I see we made it through another day

And I said hoo...
To you

Now good night
Throw its cover down
On me again
Ooh and if I'm right
It's the only way
To bring me back

Hoo...
To you
Hoo...

Lirik ‘sunrise’ dari Norah Jones. Jazz. Kata yang sering disebut orang, saat mendengar namanya. Pernah suatu ketika kuputar lagu ini di kantor, temanku merasa kesal, komentarnya ’lagu meliuk-liuk gitu, buat pusing aja’ Aku tersenyum saja. Pengertian kata jazz yang muncul pada tahun 1920-an; kata jazz, menjabarkan bentuk suatu sikap. Anda tidak usah tahu musiknya, untuk memahami rasanya. Bagi diriku pribadi, jazz, bentuk kerangka lagu dengan instrumen yang bermain bebas berharmoni. Psst, aku membuat kata yang sulit kudefinisikan sendiri. Sebuah musik yang berasal dari hati ! (menurut saya) karena itulah saya menyukai jazz, blues, folk song, terserah Anda (sayapun mengalami kebingungan dalam mengklasifikasikan musik saya) Saya pun juga tidak tahu mengapa, beberapa teman mengatakan ”sok high-class”, ”sok bule” ketika saya memberitahu bahwa musik favorit saya adalah jazz. Ya, memang jazz adalah musik rakyat Amerika, musik yang keluar dari jiwa budak-budak kulit hitam. Mungkin bisa dianalogikan sama dengan musik dangdut, sebagai musik rakyat Indonesia. Hehehe (pertanyaannya : mengapa saya belum bisa menyukai musik dangdut ? )
Kemudian bagaimana dengan Anda ? Jenis musik apa yang Anda sukai ?

The Serenity Prayer

God grant me the serenity to accept the things I can not change

Courage to change the things I can

And wisdom to know the difference

You Are My Everything

23.55 by deta 0 comments

Cruising when the sun goes down

Across the sea

Searching for something inside me

I will find all the lost pieces

Heart will feel

Deep and real

I was blind but now I see

Yeah…You’re The One

Yeah…You’re The One

Yeah… I Can’t live without you

Take me to your place

Where our hearts belong together

I will follow you

'Cause you’re the reason that I breathe

I’ll come running to you

Feel me with your love forever

Promise you one thing

I will never let you go

My everything….

My everything….

My everything….

My everything….

My everything…. BY GLENN FREDLY

You're my everything gembulku ......

Return Your Energy

Every minute you spend in planning saves 10 minutes in execution; this gives you a 1,000 percent return on energy!
Setiap menit yang Anda habiskan untuk perencanaan menghemat 10 menit dalam pelaksanaan; dan energi Anda kembali 1.000 persen.”

–Brian Tracy.

Masa lalu adalah masa yang bukan milik kita lagi. Masa sekarang adalah anugrah, maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Sedangkan masa depan belum tentu milik kita dan penuh ketidakpastian. Itulah mengapa diperlukan perencanaan hidup agar kita mudah melakukan tindakan tertentu jika dibutuhkan.

Cerlangkan_Permata !

Perpustakaan Mahasiswa Surakarta ‘Permata’ nama ini tercetus sebagai tempat yang sore di Kamis, 22 Januari 2009 direkomendasikan oleh temanku, Widya, karena dia merindukan situasi komunitasnya 2 tahun yang lalu. Meskipun aku sendiri, bukan termasuk orang perpusholic (ada ndak yah istilah itu? Hehehe) maksudku, seseorang yang memiliki hobi ke perpustakaan. Aku menyetujui ajakannya, karena dia memberikan informasi bahwa banyak buku-buku sastra ’kiri’ tua di sana, aku yang masih mencari buku Umar Kayam langsung menyetujui ajakannya

Perpustakaan Permata satu kompleks dengan asrama mahasiswa Katolik UNS di Jalan Kestalan 15 Surakarta, dekat dengan stasiun Solobalapan. Keberadaannya sama sekali tidak terlihat dari luar bahwa, di dalam kompleks tersebut terdapat perpustakaan, papan pertanda perpustakaan pun tidak nampak di sana.

Perpustakaan, mulai 9 Januari 2009, hanya dibuka tiga kali seminggu untuk setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, pada jam 17.00 – 20.00. Dengan pertimbangan pengurus mahasiswa yang sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan yang lain. Saat kami berdua datang, bertanya kepada sekelompok mahasiswa di wisma, dengan nada ragu ”Perpustakaannya buka atau ndak, mbak ?”, karena Widya melihat bangunan di lantai 2, gelap, tidak adan nyala lampu. Ternyata, saat itu kami beruntung, perpustakaan buka, karena petugas piketnya merupakan salah satu mahasiswa dari kelompok tersebut.


Saat melangkah naik tangga ke lantai 2 tersebut, sudah dapat terlihat bahwa akan ditemui ruangan yang tidak terawat. Benar dugaanku, saat lampu perpustakaan dinyalakan, terlihat ruangan yang dapat aku katakan kumuh karena buku-buku yang tidak beraturan, sesak karena debu. Menyusuri koridor rak-rak buku, aku menjadi semakin tidak mampu berkata apapun, karena banyak buku yang hanya aku temui di perpustakaan kampus UGM, yang masuk buku referensi, sedangkan saat itu, buku itu dapat dipinjam dengan bebas. Mencari buku maestro ’Umar Kayam’ itu tujuanku, langsung menuju rak buku kategori sastra, benar saat itu kutemukan buku beliau ”Jalan Menikung” dan ”Sri Sumirah”, fiuh.....mataku masih menggerayangi tempat yang membuatku kagum dan sedih. Kagum, karena banyak sekali, buku-buku yang luar biasa di sana, yang jarang sekali kita jumpai di perpustakaan besar. Sedih, karena keadaan mereka (baca: buku-buku bernilai) tersebut sama sekali tidak terawat.

Aku, dengan catatan pengunjung pertama pun merasa sedih, apalagi temanku, yang memiliki catatan pengurus perpustakaan ’Permata’ dua tahun yang lalu. Mataku, beralih padanya, terlihat sekali dia begitu sedih, keadaan sangat jauh berbeda dengan keadaan dua tahun yang lalu, saat menerima bantuan Bank Dunia, dengan pembimbing pengurus Romo Mardi, yang sekarang bertugas di Filipina. Widya menceritakan, tentang semangat pengurus perpustakaan dulu, memberikan kesaksian kepadaku bahwa di sinilah tempat dia belajar banyak hal untuk mengembangkan pribadi dan rasa, karena, di lantai 1 dulu merupakan dia dan kawan-kawannya berlatih bahkan pentas teater mahasiswa UNS.


Yang terucap di benakku saat itu, aku ingin merubah keadaan perpustakaan Permata. Aku ingin mendapatkan kawan yang dulu pernah merasakan kebahagiaan di kompleks bangunan itu, serta masih peduli pada keberadaan perpustakaan tersebut. Aku ingin mendapatkan kalian yang memiliki kerelaan untuk membuat buku-buku (baca:untaian wacana pengetahuan, seni, dan agama) tersebut terawat, terjaga.

Saat ini, ada kami berdua, Widya dan aku, yang berniat untuk membenahi ruang pengetahuan tersebut. Kami, harap kalian dapat turut serta bersama. Tidak ada batasan umur, gender, bahkan agama. Kami mengharapkan kalian yang peduli akan buku.


CERLANGKAN PERMATA!