Menyiapkan Liturgi Perkawinan Katolik

Banyak orang yang bingung menyiapkan saat perkawinan mereka, karena banyak yang harus mereka urus baik menyangkut unsur-unsur pokok sebuah perkawinan, maupun unsur-unsur pendukungnya. Unsur-unsur pokok dalam sebuah perkawinan katolik adalah penerimaan Sakramen Perkawinan di hadapan pejabat Gereja, yang untuk menuju kesana pun ternyata harus melalui jalan yang sama sekali tidak mudah, dan seringkali membingungkan.
Terkadang banyak pasangan yang tidak terlalu memperdulikan unsur pokok ini, dan cenderung lebih memperhatikan unsur tambahan seperti resepsi, lagu pop yang populer. Padahal tanpa yang pokok ini, yang tambahan tidak akan berarti apa-apa. Lewat yang pokok inilah cinta mereka disatukan oleh Tuhan sendiri.

APA YANG PERLU DISIAPKAN PERTAMA KALI 

1. Anda harus punya pasangan dulu yang akan anda ajak menikah.   
Disarankan:  
Pasangan ini harus berbeda kelamin dengan anda, dan harus berada dalam posisi bebas, alias masih lajang, atau sudah pernah menikah namun dimungkinkan oleh hukum Gereja untuk menikah lagi.
Tidak disarankan: 
Pasangan dengan kelamin yang sama. Gereja Katolik sangat menentang perkawinan sejenis . Jangan pula menikahi anak di bawah umur, karena dapat membawa anda masuk penjara.  

2. Tentukan tanggal perkawinan anda dan romo yang akan memimpin liturgi perkawinan.  
Disarankan: 
Selama ini yang lazim dilakukan adalah misa khusus untuk perkawinan. Namun, Gereja memiliki beberapa aturan yang tidak memungkinkan pada hari-hari tertentu dilangsungkan misa perkawinan, yang terkadang tidak dipatuhi oleh para romo. Ada juga keuskupan tertentu yang melarang misa khusus untuk perkawinan, sehingga perkawinan dilangsungkan tanpa misa. Hal-hal seperti ini tentu perlu dikomunikasikan dengan romo yang akan memimpin perkawinan anda, atau romo paroki tempat anda domisili atau romo paroki tempat anda akan melangsungkan perkawinan. Terbuka pula kemungkinan melangsungkan perkawinan pada salah satu misa umat. Bisa juga dalam misa perkawinan memakai rumus bacaan dan doa hari Minggu supaya umat yang menghadiri perkawinan anda sekaligus memenuhi kewajiban misa Minggu. Sekali lagi, komunikasikan dengan romo paroki anda.     
Tidak disarankan: 
Menentukan tanggal perkawinan tanpa sebelumnya berkomunikasi dengan romo-romo tersebut di atas. Pernah terjadi sepasang calon pengantin menghadap romo, minta melangsungkan perkawinan pada tanggal tertentu. Ternyata pada tanggal tersebut jadwal perkawinan di gereja maupun jadwal romonya sendiri sudah penuh. Padahal calon pengantin ini sudah membooking gedung resepsi, catering, dekorasi, dll. Jadi sebelum mengurus unsur tambahan (resepsi dll) pastikan dulu unsur pokoknya terpenuhi dengan baik.
 
3. Pilih gereja tempat melangsungkan perkawinan
Disarankan: 
Jika paroki anda sudah punya gedung gereja sendiri, pakailah itu saja. Terkadang ada pasangan yang memiliki memori tertentu di sebuah gereja kemudian memilih gereja tersebut. Atau bisa juga karena pertimbangan estetika dan keindahan, kemudian memilih gereja yang dapat memenuhinya. Seperti ini sama sekali tidak dilarang. Hanya juga perlu dipertimbangkan seberapa jauh lokasi gereja itu dari tempat domisili anda dan keluarga serta orang-orang yang akan anda undang untuk ikut menghadiri perkawinan anda. Jika terlalu jauh bukankah malah merepotkan?  
Tidak disarankan:  
Memilih gereja protestan, apalagi merayakan misa di situ

4. Penuhi semua persyaratan administrasi tanpa kecuali.  
Disarankan:  
Temui petugas sekretariat paroki untuk bertanya tentang apa saja yang harus dipenuhi dalam persiapan perkawinan. Sekretariat paroki tentu akan memberitahu langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh. Jika anda dan pasangan anda berbeda paroki atau bahkan berbeda keuskupan, sering-seringlah bertanya karena sangat mungkin lain paroki/keuskupan lain pula aturan administrasinya. Biasanya yang harus dipenuhi adalah: surat pengantar ketua lingkungan domisili, surat baptis yang diperbarui (minta ke paroki tempat dibaptis), mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (untuk ini juga ada syarat administrasi tertentu), fotocopy akta kelahiran, kartu keluarga dll, pas foto, dan setelah semuanya itu selesai baru memasuki tahap penyelidikan kanonik. Setelah penyelidikan kanonik, dan oleh romo yang memeriksa dinyatakan boleh menikah, baru nama anda dan pasangan anda akan diumumkan 3 minggu berturut-turut di gereja. Bila pasangan anda beda gereja atau beda agama, proses dan syaratnya tentu akan lebih banyak dari yang saya paparkan ini. 
Tidak disarankan:  
Bertanya kepada teman atau orang tua jika tidak tahu. Tanyakan langsung kepada sekretariat paroki. Ingat kata pepatah, “Malu bertanya sesat dijalan.”

JENIS PERAYAAN PERKAWINAN
Jika semua persyaratan administrasi sudah anda penuhi, saatnya memikirkan liturgi perkawinan. Perayaan liturgi yang baik adalah perayaan yang bisa menghasilkan buah yang baik. Menghasilkan buah berarti dalam perayaan itu siapa saja yang hadir dapat memetik manfaat dan dari situ membuat hidup rohaninya menjadi lebih baik.
Dalam perayaan liturgi perkawinan, buah yang baik ini diharapkan pertama-tama dipetik oleh pasangan yang menikah, kemudian baru seluruh umat yang hadir. Untuk menghasilkan buah yang baik, sebuah perayaan liturgi tentu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya pula.
Ada alternatif apa saja untuk melangsungkan perayaan perkawinan?
  1. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu
  2. Penerimaan Sakramen Perkawinan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu
  3. Penerimaan Sakramen Perkawinan di tengah misa umat hari Minggu
  4. Penerimaan Sakramen Perkawinan tanpa misa
Untuk bisa memahami istilah-istilah di atas, perlu dijabarkan secara sederhana:


Tata Perayaan Perkawinan KWI 2011

00.05 by deta 0 comments
Mempersiapkan liturgi perkawinan sesuai dengan liturgi perkawinan Gereja Katolik, menurutku merupakan hal penting, karena Penerimaan Sakramen Perkawinan yang hanya akan kita peroleh satu kali seumur hidup. Sehingga memiliki makna yang lebih dibandingkan misa biasa. Aku merasa perlu untuk memberikan informasi tsb karena melihat banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan dengan konsep yang mereka anggap "modern" tidak kolot, antara lain : lagu umum yang dipergunakan dalam liturgi, calon pasangan yang menjadi penyanyi dalam pernikahan, bacaan yang belum disesuaikan dengan kalender liturgi yang berlangsung.  Beikur aku sertakan informasi yang aku peroleh dari http://liturgiperkawinankatolik.blogspot.com/
 Pada tanggal 31 Januari 2011, KWI merumuskan Tata Perayaan Perkawinan (TPP) yang baru, dan sekaligus merupakan revisi atas buku Upacara Perkawinan yang dulu diterbitkan PWI-Liturgi (sekarang Komisi Liturgi KWI) pada tahun 1976.

PERSIAPAN LITURGI PERKAWINAN

Mempelai
  • Dalam mempersiapkan liturgi perkawinan, tentu diandaikan bahwa pasangan yang hendak menikah telah memenuhi syarat-syarat untuk dilangsungkannya sebuah perkawinan katolik. 
  • Persiapan liturgi perkawinan dilakukan oleh kedua calon mempelai bersama Pastor pendamping atau Pastor yang akan memimpin perayaan perkawinan.
  • Menjelang perayaan Perkawinan hendaklah kedua calon mempelai mempersiapkan diri dengan perayaan Sakramen Tobat, dan bila dianggap perlu sesudah itu mereka mengadakan latihan untuk liturgi perkawinannya bersama imam, para saksi dan orang tua (TPP 47). 
  • Mempelai sebaiknya tidak membacakan doa umat atau membaca salah satu bacaan, sebab bagi merekalah Sabda Tuhan diarahkan. Demikian juga mereka sebaiknya tidak tampil sebagai penyanyi (TPP 48, 90). 
  •  Mempelai justru dianjurkan untuk membawa dan menghantarkan sendiri bahan persembahan roti dan anggur menuju altar untuk diserahkan kepada Imam (TPP 49).
  • Pelaksanaan komuni dua rupa  dengan cara menerima Tubuh Kristus dan meminum Darah Kristus dari piala, namun tidak saling menyuapkan (TPP 50). Cara lain yang disetujui adalah menerima Hosti yang sudah dicelupkan ke dalam piala, dari tangan Imam dan diterima langsung di lidah.
Penentuan hari perkawinan
  • Dalam menentukan tanggal perkawinan, kedua mempelai wajib bersepakat dengan Imam yang akan memimpin perayaan. Persepakatan ini dengan memperhatikan lowongnya gereja dari kegiatan liturgi lainnya. 
  • Sangat disarankan bagi pasangan yang hendak menikah agar memastikan kesediaan Imam dan lowongnya gereja pada tanggal dan jam yang dikehendaki, sebelum menentukan waktu perayaan lainnya (resepsi, upacara adat, dll). 
  • Misa ritual “Missa pro sponsis” khusus untuk perkawinan (Misa bagi Mempelai), dengan doa-doa dan bacaan-bacaan bertema perkawinan dapat diadakan pada hari biasa. 
  • Bila perkawinan dirayakan pada hari-hari liturgi kelas satu (Natal, Paskah, masing-masing dengan oktafnya, Pentakosta, Tri Hari Suci Paskah, Penampakan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Tritunggal Kudus, Tubuh dan Darah Kristus, Hati Yesus, Kristus Raja, Maria Dikandung Tanpa Dosa dan Maria Diangkat ke Surga), maka dipakai Misa hari yang bersangkutan  lengkap dengan bacaan-bacaannya. Yang dipertahankan adalah Berkat untuk Mempelai dan seraya melihat situasi dapat memakai rumus khusus berkat pada akhir Misa (TPP 34). 
  • Bila dirayakan pada Masa Natal atau pada hari Minggu sepanjang tahun dengan kehadiran umat paroki, maka dipakai rumus Misa Hari Minggu yang bersangkutan. Akan tetapi pada minggu-minggu ini salah satu bacaan dapat diambil dari yang disediakan untuk perayaan perkawinan. (TPP 35).
  • Perayaan Perkawinan dapat pula diadakan pada Masa Adven dan Prapaskah dengan mempertimbangkan semangat tobat pada masa itu, sehingga tidak perlu mengadakannya dalam suasana kemeriahan yang berlebihan baik di dalam perayaan liturgis maupun di luar perayaan liturgis (TPP 71). 
  • Menjadi jelas, bahwa Liturgi Perkawinan yang diadakan pada hari biasa menggunakan rumus Misa bagi Mempelai, sedangkan yang diadakan pada hari Minggu menggunakan rumus Misa hari Minggu yang bersangkutan (dengan pengecualian tertentu pada Masa Natal dan Minggu Biasa). 
  • Yang dimaksud dengan rumus Misa adalah menyangkut doa pembuka, doa persiapan persembahan, doa sesudah komuni, bacaan-bacaan, mazmur tanggapan, antifon/nyanyian, doa umat, prefasi, dan berkat penutup. 
  • Dengan demikian, bila Liturgi Perkawinan dilangsungkan pada hari Minggu, mempelai dan keluarganya beserta umat yang hadir memenuhi kewajiban menghadiri Misa Minggu.
 
Buku panduan (bila diperlukan)
  • Buku panduan dibuat sendiri oleh mempelai (atau pihak paroki). Semua isi doa dan bacaan harus mengacu kepada buku Tata Perayaan Perkawinan yang baru.
  • Draft buku panduan harus dimintakan persetujuan Imam yang akan memimpin perayaan termasuk lagu-lagunya, sebelum diperbanyak. Sangat disarankan agar mempelai memilih sendiri bacaan-bacaan dari daftar pilihan yang sudah disediakan.
Petugas perkawinan
  • Mazmur tanggapan dan Bait Pengantar Injil dibawakan dari mimbar atau tempat lain yang cocok (TPP 58). 
  • Petugas Koor, Misdinar dan Lektor disesuaikan dengan kebijakan paroki masing-masing. Bila Lektor hendak dipilih dari keluarga mempelai, harus dipastikan bahwa yang bersangkutan mempersiapkan diri dengan baik, karena dalam Liturgi Sabda, Lektor bertindak sebagai "jurubicara Allah." 
  • Bila tidak ada petugas koor, Lektor membacakan antifon pembuka ketika perarakan masuk dan antifon komuni ketika Imam menyambut Tubuh dan Darah Kristus.  
 
PELAKSANAAN LITURGI PERKAWINAN
  • Secara garis besar, TPP yang baru ini mengalami banyak perbaikan dalam hal bahasa yang lebih indah dan mudah dipahami, dan tentu saja semakin selaras dengan ajaran dan tradisi Gereja Katolik. 
  • Beberapa bagian tampak baru walaupun lama (karena sudah tercantum dalam buku sebelumnya atau yang lebih tua). 
  • Beberapa bagian lainnya merupakan penegasan dari apa yang termuat dalam Tata Perayaan Ekaristi. Hal ini untuk menghapus anggapan banyak orang bahwa seolah-olah Misa perkawinan berbeda dengan Misa pada umumnya sehingga ketentuannya pun berbeda. Tentu hal ini tidak benar. Maka tepatlah bahasa yang dipakai oleh buku baru ini, yakni Tata Perayaan Perkawinan dalam Misa. 
  • Perkawinan antara seorang katolik dengan seorang kristiani non-katolik atau agama lain biasanya dilakukan dengan TPP dalam PERAYAAN SABDA dengan penyesuaian-penyesuaian tergantung situasi yang ditentukan oleh Imam/Diakon pemimpin perayaan. 

Jazz Gunung 2012 Wuahhhh :)


Bercerita tentang jazz, salah satu mimpiku melihat langsung pertunjukkan jazz gunung, melihat gunung, menikmati jazz. Dan baru saja tadi membuka berita di nationalgeographic.co.id, ternyata di bulan Juli 2012 akan ada pertunjukkan Jazz Gunung IV, dan di bulan Juli kampusku ada ujian akhir program bagi mahasiswa tingkat akhir. PAS :). Ya, pas Ujian Akhir, pas juga ada Jazz Gunung di Tengger. Bagi yang belum pernah mendengar atau penasaran dengan event tersebut, aku selain berita di situs NGI 


 Jazz Gunung 2012 dihelat selama dua hari, pada 6-7 Juli 2012 mendatang di lokasi Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru, Jawa Timur, dengan melibatkan sejumlah musisi jazz terbaik Indonesia.
Apresiasi terhadap seni budaya daerah diwujudkan pula dalam penyelenggaraan Jazz Gunung 2012 dengan menampilkan kesenian tradisi Jathilan-Reog untuk membuka acara. Hal ini dikatakan oleh penggagas event Jazz Gunung, Sigit Pramono, di Jakarta (12/6).

Sigit menjelaskan bahwa di tahun 2012 untuk pertama kalinya Jazz Gunung akan digelar di dalam dua hari pertunjukan. Acara yang mengembangkan tajuk "Cool Jazz, Fresh Air" ini memang dikenal memiliki konsep unik dalam perhelatan jazz di Indonesia, yaitu diadakan di pegunungan yang berada di ketinggian 2.000 meter dari atas permukaan laut.

Alam Pegunungan Tengger dengan segenap warga dan tradisi di sekitarnya menjadi semangat utama yang menaungi pemusik dan pengunjung. "Angin, udara sejuk, hawa segar, aroma rumput, embun, awan, langit, satwa, dan tentu saja Gunung Bromo, menjadi bagian tak terpisah dari presentasi seniman. Mereka menjadi bagian dari musik itu sendiri. Alam menjadi orkestrasi indah. Ini merupakan totalitas jazz dan alam. Jazz Gunung adalah jazz yang meruang, bukan jazz yang terkurung dalam sekat fisik atau berupa gedung megah," imbuh Sigit. Selain bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya budaya musik jazz, Jazz Gunung kini membawa misi utama untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di daerah Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru.

"Penyelenggaraan Jazz Gunung juga dirancang sebagai upaya untuk memberi alternatif menarik minat masyarakat berkunjung ke Bromo, yang selama ini dikenal sebagai tempat untuk menikmati panorama matahari terbit terindah di dunia," tutur Sigit.
Musisi-musisi jazz mulai dari Tompi, Glenn Fredly, Ring Fire Project berkolaborasi dengan Djaduk Ferianto, Dewa Budjana dan Slamet Gundono, Iga Mawarni, ayah-anak Benny dan Barry Likumahua, Kelompok Seni Damarwangi Banyuwangi, Gondo Jazz Trio Surabaya, hingga Muchi Choir Yogyakarta, siap menyuguhkan jazz bernuansa gunung. Tampilnya para musisi jazz terbaik ini diharap dapat meningkatkan jumlah pengunjung Jazz Gunung 2012.
oleh : Gloria Samantha (nationalgeographic.co.id)

Playlist : Payung Teduh [DUNIA BATAS]


Tak terasa gelap pun jatuh
Di ujung malam menuju pagi yang
dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang
cantik-cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam, ia malu kali ini
Kadang juga ia takut tatkala harus
berpapasan di tengah pelariannya
Di malam hari menuju pagi
Sedikit cemas banyak rindunya 
-Payung Teduh-


Terinspirasi dari referensi ide-ide yang cocok mengiringi perjalanan para traveler di NG Traveler, aku membagikannya untuk kalian. Komposisi lagu-lagu dari Payung Teduh di album terbarunya yaitu Dunia Batas merupakan sebuah manifesto : meramu alunan keroncong diiringi oleh lirik puitis dan misterius, dan dinyanyikan oleh penyanyi (menurut saya) bergenre ballad.  

Ada bingkai Indonesiana tahun ’60-an dari irama keroncong di “Angin Pujaan Hujan”, single pertama dari Dunia Batas yang memasang bagian guitalele solo maut. Ada rasa nglangut dari melodi dan vokal Is yang empuk dan memikat. Dan ada rasa sayu dari himpunan gitar akustik, contra bass dan cajon, paling jelas termuat di intro “Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan”, apalagi disambung de-ngan lirik maut “Hanya ada sedikit bintang malam ini/Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya”.