Film "Mongol"


... Konon Kaisar Mongol Genghis Khan punya pasukan elite pemburu sekaligus pawang rajawali. Cucunya, Kubilai Khan, sering mengadakan ekspedisi raksasa perburuan bersama ribuan rajawali pilihan. Seiring dengan meluasnya kekuasaan imperium Mongol, tradisi ini menyebar hingga ke Eropa dan Arab. Kini kepemilikan rajawali dan elang beralih ke para syekh Arab yang bergelimang harta... (Burkutchu - Si Pemburu Elang)

Aku jadi inget film "Mongol" yang kulihat seminggu yang lalu. Tentang Genghis Khan. Kaisar yang lebih dikenal dengan kekejiannya, ditinjau dari sudut pandang yang berbeda. Ada review tentang Kaisar Genghis Khan yang menarik dari Yohanes Carlos

Film Mongol garapannya Sutradara asal Rusia, Sergei Bodrov merupakan salah satu Film kolosal yang berkualitas, dan diterima oleh masyarakat. Buktinya Film ini masuk dalam nominasi Academy Award atau Oscar. Dan yang lebih membanggakan lagi, setelah selesai menggarap Film ini, sang sutradara, Sergei Bodrov menerima undangan dari Presiden Mongol atas keberhasilannya menggarap Film tersebut.

Undangan yang diterima oleh Sergei Bodrov dari Preisden Mongol, merupakan suatu bukti bahwa Ia telah berhasil mengangkat kembali kisah tentang Genghis Khan. Ribuan tahun yang lalu, Genghis Khan dikenal sebagai pemimpin bangsa Mongol yang sangat keji dan tak segan untuk membunuh. Selain itu Genghis Khan, yang nama kecilnya Temudgin, merupakan pemimpin yang terkenal sepanjang sejarah, karena berhasil memperluas kekuasaan Mongol, ke hampir seluruh muka Bumi.

Jika dalam sejarah, Temudgin atau yang lebih dikenal dengan Genghis Khan merupakan sosok yang kejam dan suka menebar ancaman, maka dalam konsep pembuatan Film ini, Sergei Bodrov mencoba mengambil sisi-sisi baik dari Genghis Khan serta sifat kepemimpinannya yang luar biasa. Film ini diawali dengan Temudgin, panggilan kecil dari Genghis Khan berusia 9 tahun, dimana ia bersama ayahnya akan pergi ke Klan ( kelompok ) Merkits untuk mencari calon istrinya. Namun, Temudgin lebih memilih calon istrinya dari Klan lain, dari pada di Klan Merkits. Dalam perjalanan pulang, ayahnya Temudgin mati diracuni, semua rakyat dan orang kepercayaan ayahnya pergi meninggalkan mereka dan membawa semua barang – barang serta ternaknya, Ia pun ditahan dan diancam akan dibunuh oleh Targutai, bekas orang kepercayaan ayahnya. Dalam masa tahanannya, Ia berhasil

melarikan diri dan pergi mencari Borte, calon istrinya. Setelah bertemu, mereka pun menikah, tetapi kebahagiaan mereka tidak bertahan lama karena istrinya diculik oleh orang – orang dari Klan Merkits. Untuk membebaskan istrinya, Temudgin meminta bantuan dari kakaknya, Jamukha. Temudgin bersama kakak serta pasukannya berhasil membebaskan istrinya. Dari sini sifat baik serta pola kepemimpinannya mulai ditunjukan. Setelah selesai bertempur melawan Klan Merkits, beberapa prajurit yang merupakan prajurut dari Jamukha ( kakaknya Temudgin ) mulai berpindah dan ingin mengabdi kepada Temudgin, Ia dianggap lebih bijaksana dan lebih adil dalam membagi harta benda kepada prajurit, dari pada kakaknya, Jamukha.

Mengetahui bahwa beberapa prajuritnya pergi bersama Temudgin, Jamukha marah. Ia ( Jamukha ) bersama Targutai bersatu dan berencana untuk membunuh Temudgin dan semua pengikut Temudgin. Mereka ( Jamukha dan Targutai ) menghadang perjalan Temudgin, dan terjadilah pertempuran. Temudgin beserta beberapa prajuritnya berhasil ditangkap oleh Jamukha, namun istri dan anak – anak mereka berhasil diselamatkan. Keselamatan istri dan anak – anak mereka ( Temudgin dan prajuritnya ), sekali lagi menunjukan sifat bijaksana yang diambil oleh Temudgin atau yang lebih dikenal dengan Genghis Khan selaku seorang Pemimpin.

Setelah Temudgin dan prajuritnya di tangkap, mereka akhirnya dijual sebagai budak di kota perbatasan Tangut. Temudgin dibeli sebagai budak dan dikurung dalam sebuah ruangan selama bertahun – tahun. Selama dalam tahanan, Temudgin berusaha untuk mencari tahu keberadaan isterinya. Ia akhirnya meminta pertolongan dari seorang biksu untuk mencari isterinya dengan sebuah persyaratan, yaitu apabila suatu saat Ia ( Genghis khan ) menghancurkan daerah Tangut, Ia tidak boleh menghancurkan kuil. Setelah isterinya Temudgin, mengetahui bahwa suaminya masih hidup, Ia akhirnya memutuskan untuk pergi

menyelamatkan suaminya. Setelah bebas, Temudgin berusaha menyatukan kembali bangsa Mongol dan menyusun kekuatan untuk melawan Jamukha. Ia ( Temudgin ) bersama prajuritnya berhasil menaklukan Jamukha serta pasukannya. Setelah menguasai semua wilayah, lagi – lagi sifat baik dari Temudgin atau Genghis Khan di tunjukan, Ia mengampuni semua rakyat yang dulu pernah berpaling darinya, Ia juga mengampuni Jamukha serta menempati janjinya untuk tidak membakar Kuil.

Akhir dari Film ini, Temudgin atau Genghis Khan berpesan kepada prajuritnya untuk tidak melanggar aturan, yang salah – satunya berbunyi , Jangan pernah menghianati pemimpinmu.

Selain konsep pembuatan Film yang bagus, proses pembuatan Film ini pun sangat detail dan menghabiskan waktu yang sangat panjang. Untuk mencari figure seorang Genghis Khan, Sergei Bodrov harus mengelilingi negara – Negara seperti, Mongolia, Kazakstan, Kyrgistan, Jepang, Cina, Korea, Amerika dan di wilayah Rusia, untuk mencari orang yang pantas memerankan tokoh Temudgin atau Genghis Khan. Akhirnya, Asano seorang actor kewarganegaraan Jepang, terpilih sebagai pemeran tokoh Genghis Khan, sedangkan Borte isterinya diperankan oleh seorang pelajar dari Mongolia.

Dalam proses pengkastingan para figure – figure ini, Sergei Bodrov dibantu oleh seorang sutradara kasting yang hebat yaitu, Guka Omarav. Selain Guka, Sergei juga melibatkan dua orang editor yang inovatif dan berbakat yaitu, pemenang Academy Award , Zach Staenberg, dan pemenang BAFTA award, Valdis Oskardottier.

Untuk mengabadikan pola hidup nomaden dari suku Mongol yang hidup di abad ke – 12, melintasi daratan dengan berkuda, dan berpindah – pindah berdasarkan musim, maka Sergei Bodrov mengundang lusinan Stuntmen dari Kazakstan dan Kyrgistan untuk melatih para actor, sehingga bisa berperan dengan maksimal dalam Film garapannya itu.

untuk lokasi syutingnya, Sergei Bodrov memilih daerah – daerah seperti, wilayah – wilayah terpecil Cina, Mongolia dan Kazakstan. Wilayah – wilayah tersebut, merupakan bagian dari kekaisaran Mongolia, meliputi jejak –jejak kosong, dan hutan lebat yang merupakan kampung halaman Temudgin. Untuk musik ilustrasinya, Sergi Bodrov meminta seorang composer dari Finlandia yaitu Tuomas Kantelinen untuk menciptakannya.

Dengan konsep, actor, serta lokasi yang sesuai, film ini benar – benar bernilai dan sangat berkualitas. Banyak nilai – nilai keindahan atau estetika yang diperlihatkan, contohnya lokasi syutingnya merupakan –wilayah dari kekaisaran Mongolia yang sebenarnya, dengan latar seperti itu, kita seakan – akan membawa kita kembali ke massa kejayaan bangsa Mongol. Selain itu pola hidup nomaden bangsa Mongol, mereka selalu berpindah – pindah dan membawa ternak miliknya.

-------------------------

Film Mongol memang layak mendapatkan penghargaan. Epik sejarah dunia menawan.

Salam,



Bookmark and Share

0 Response to "Film "Mongol""

Posting Komentar